Jan 26, 2013

Daun Gatal

Saat trip ke Sausapor ada satu pengalaman baru yg menarik. Mencoba khasiat daun gatal! Daun ini emang gatal rasanya. Namun memang ada khasiatnya. Badan yg lelah, digosok daun gatal konon akan serasa dipijat setelah diusapkan. Karena penasaran maka Sopater, boat driver WWF Abun project, kuminta gosokkan daun gatal ini ke punggungku.

Lembaran daun ini di salah satu sisinya berduri halus. Duri2 halus inilah yg disentuhkan dan dogosokkan ke permukaan badan. Sentuhannya tentu bikin geli dan berasa diparut halus. Dan dalam waktu lebih kurang 2 menit mulai berasa hangat memanas dan berasa diurut. Wow, nyaman  rasanya. Mau coba?

Sausapor

Sausapor ini nama ibukota kabupaten Tambrauw.  Satu kabupaten di Propinsi Papua Barat.  Tempat jadi satu destinasi kunjungan saya dan Jacob, rekan dari WWF Denmark, dari serangkaian destinasi yang akan kami kunjungi dalam rangka mereview Program Pendidikan Lingkungan.  Program yang didukung oleh Pemerintah Denmark melalui WWF Denmark ini sudah berjalan dua tahun dan setiap tahunnya kami review untuk melakukan adaptasi atas situasi terkini. 
Perjalanan dari Sorong ke Sausapor menggunakan dua kendaraan double cabin Ford Ranger sewaan.  Kendaraan double cabin model Ranger, Hilux maupun Triton ini begitu populer di Sorong sebagai sarana antar kota mengingat tidak tersedianya kendaraan antar kota yang reguler.  Dan medan jalan antar kota yang seringkali harus off road karena belum stabil pengerasan dan pengaspalannya membutuhkan double gardan sebagai standar kendaraan antar kota.

Perjalanan ke Sausapor biasanya ditempuh dalam 4 jam namun hari ini Ronny, pimpinan project WWF di Abun, memutuskan untuk jalan santai saja.  Sehingga kami perkirakan akan tiba di Sausapor pukul satu siang.
Saya dan Jacob terpisah, dia menggunakan Ford Ranger hitam melaju di depan kami bersama Hadi Ferdinandus dan seorang staf BBKSDA Papua Barat.  Saya menggunakan Ford Ranger putih bersama Ronny dan om Wali.  Kedua mobil ini dikemudikan oleh sopir sewaan yang tahu benar medan perjalanan ini.  Selain itu ada satu kenek di mobil hitam yang entah mengapa tidak mau duduk di dalam dan memilih untuk duduk di bak belakang alias 'dingdong' istilah orang yg duduk atau berdiri di bak belakang.  Lucu juga istilahnya.. :)

Setibanya di Sausapor kami makan siang dulu sebentar di tepi sungai sebelum masuk kota.  Setelah itu kami bongkar muatan sejenak di rumah sewa yang akan menjadi kantor lapang tim Abun dan disambung ke sekolah YPK Imanuel di Werur.  Di SD ini kami menyerahkan sumbangan buku-buku bacaan dan pelajaran buat siswa dan sumbangan makanan tambahan untuk balita.  Pada penutup acara guru-guru menyampaikan bahwa yang mereka masih sangat butuhkan adalah  buku-buku bacaan bagi siswa.  Hal ini mengingat minat yang tinggi siswa untuk membaca.
Kami tidak bisa berlama-lama di Werur mengingat tinggi paras air sungai yang harus diseberangi untuk kembali ke kota Sausapor sudah meninggi karena pasang laut.  Selamat tinggal para siswa dan guru SD YPK Imanuel di Werur.  Lain waktu semoga kami bisa kembali lagi membawakan lebih banyak buku bacaan untuk kalian semua.