Oct 22, 2015

Colombo, Sri Lanka. Kota nan bersih dan beradab

Mengunjungi Colombo, ibukota Sri Lanka, merupakan kesempatan yang tak pernah kuimpikan.  Hanya tahu kata ini dari Colombo Plan, satu inisiatif kerjasama negara-negara di Asia Selatan dan Tenggara yang diinisiasi tahun 1950 untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia dalam melakukan pembangunan ekonomi dan sosial.
Tiba di kota Colombo tengah malam, setelah melalui jalan bebas hambatan yang kelihatannya baru dibangun, tak terlalu mengesankan.  Namun ada beberapa pengamatan yang menimbulkan tanda tanya.  Bandara yang cukup ramai, sepertinya orang belum tidur pada tengah malam.  Bus, Tuk-tuk (Bajaj) yang terparkir rapi di tepian jalan, hmmm rapih amat ya mereka parkirnya.  Dan halaman kasino yang ramai di seberang hotel.  Menurut sopir taxi yang menjemput kami jalan bebas hambatan ini baru dibangun dua tahun lalu.  Kualitas jalan beton ini sangat baik, rapih dan mulus.  Sayang malam hari sehingga tak bisa lihat terlalu banyak.

Di hari ketiga barulah saya sempat berjalan menulusuri kota dengan Tuktuk (Bajaj).  Kata luar biasa saya sampaikan pada si pengemudi.  Beradab sekali.  Berhenti sekian detik sebelum lampu merah menyala merupakan tindakan yang tak pernah saya dapatkan dari seorang pengemudi bajaj di Indonesia.  Sebisa mungkin mencuri start atau melanggar traffic light adalah biasa, namun disini hampir semua pengemudi taat pada traffic light dan pengemudi tuktuk pun tertib.  Ada dua tipe tuktuk yang berargometer ataupun yang tawar menawar.  Jarak hotel saya dengan pusat perbelanjaan kurang lebih 200 - 250 rupee.  Lebih kurang 2-3 km lah. 

Dari tuktuk terlihat kota nan bersih dan rapih.  Pemandangan pantai pun sangat bersih.  Sayang tak banyak waktu untuk menikmati kota ini.  Namun tak salah bila Colombo Plan bersekretariat di kota ini.  Menurut saya kapasitas sumberdaya manusia cukup berhasil membangun kota ini menjadi bersih dan beradab.  Walau tentu tetap saja ada orang-orang yang sedikit memaksa menawarkan batu akik dan wanita teman tidur di tepi-tepi pusat perbelanjaan. Wajar toh.. namanya juga orang usaha hahaha...