Situasi seperti ini sering muncul di perjalanan waktuku. Saat-saat harus menentukan langkah di persimpangan jalan. Tak ada yang menjamin sebuah kesempurnaan atau kondisi ideal, jalan manapun yang mau kupilih.
Tak terasa sudah tiga tahun lebih daku beraktifitas di Wakatobi ini. Jalan masih panjang dari sebuah cita-cita wilayah kelola perikanan yang jadi mimpi ideal. Sudah banyak pelajaran yang kuperoleh dari setiap langkah aktifitas-aktifitas selama ini. Sudah mengkristal keyakinanku bahwa bumi yang kupijak ini adalah surga bagi dunia perikanan. Sebuah investasi waktu dan pembelajaran sudah ditanamkan. Pertanyaannya kemudian, berapa jauh aku mau terus mengikuti proses yang tidak ada jaminan masa berakhirnya ini. Perjalanan yang panjang dengan penuh dinamika yang amat menantang.
Sementara persimpangan jalan yang lain mendekatkanku pada arah mengaktualisasikan diriku sebagai pribadi yang harus membumi. Mungkin akan sedikit menjauh dari segala mimpi-mimpi profesiku. Namun akan mengajakku lebih memahami arti sebuah keluarga, dengan segala keterbatasan, keberbedaan dan "hal-hal yang biasa" -kata istriku. Hal-hal yang kata satu produsen rokok "bikin hidup lebih hidup". Jauh dari kesempurnaan, namun merupakan sebuah kelengkapan hidup yang akan membuat diri kita makin kaya. Kaya akan keberagaman suasana hati dan harapan hidup.
Seperti air yang mengalir, kubiarkan diriku saat ini mengalir mengikuti alur ini. Tak ada yang perlu disesali dari perjalanan manapun yang harus ditempuh. Semua ini bagai mengisi waktu, sambil menunggu persimpangan-persimpangan lain yang akan kulewati. Sampai sebuah pal batas perjalanan menyambut suatu hari nanti.
Sep 8, 2006
Sep 2, 2006
Beached whale in Bali saved by locals
The Jakarta Post , Jakarta | Wed, 12/31/2003 2:31 PM
Animal lovers and tourists try to save a beached whale on the famous Nusa Dua Beach in Bali. The 4.5-meter-long whale as beached on Tuesday on the white-sand beach behind the Grand Hyatt Hotel.
The whale was first spotted by Dewa Gde Mertana, an employee of the five-star hotel, at 5 a.m local time.
""I was doing the morning cleaning when a strange sound alerted me to the presence of the giant fish,"" said Mertana.
Mertana immediately called for others to assist him in saving the whale. Hotel employees rushed to the scene and, using an excavator, transported the whale to a safer place.
By 7 a.m, the whale had been lowered into a makeshift plastic pond filled with sea water. A tent was erected over the pond -- located somewhere in the hotel compound -- to protect the whale from the scorching Bali sun. Hotel employees and tourists constantly poured water over the powerless creature, while others affectionately held and stroked its body. ""It was a very critical period. By continuously soaking her with salt water, the rescuers significantly increased her chances of survival,"" Windia Adnyana of the World Wide Fund for Nature (WWF) later said.
Several of WWF's scientists, who had inspected the whale, later concluded that it was either a Southern or Gervais' Beaked whale. ""Anyway, it is probably a female, because we do not see any teeth in her mouth,"" WWF's Veda Santiaji said.
Several hours later, in the presence of a crowd of hundreds of people, the whale showed signs of recovery. It grew restless and jets of water spurted from its blowhole.
The whale was finally transported out to sea in a boat at around 11.45 a.m. The lively cheers of the crowd accompanied the whale's release. -- I Wayan Juniartha
Subscribe to:
Posts (Atom)